Jumat, 13 Agustus 2010

Saat Cinta Tidak Harus Memiliki

“Thanks ya li…” ujar Joe dengan sumringah saat menerima sebuah surat dari Kiki yang dititipkan melalui Lian.

Lian hanya tersenyum sambil mengacungkan jempolnya kearah Joe dan berlari kearah Andi kemudian sama-sama menuju kantin.

Joe segera berjalan menuju taman dan dengan tidak sabaran segera membaca surat dari kekasih hatinya….

“Yes!” serunya girang setelah selesai membaca surat itu dan akhirnya melangkah riang sekali menuju kelasnya hingga membuat semua temannya mengangkat alis melihat tingkahnya.

“Kesambet dimana nih orang?” omel rosy sewot.

“Seperti tingkah manusia aneh….”ejek agus sambil menggeleng lucu.

“Gw mah cuek,,,,sebodo loe mo ngomong apa, yang penting gw lage hepppiii……cihuy!” Joe meloncat girang.

Yang lain cuma geleng-geleng kepala saja melihat tingkah cowok tercakep disekolah mereka ini.

Joe adalah sosok cowok idola semua orang. Bukan cewek-cewek saja, tapi cowok-cowok juga guru-guru senang melihat Joe. Selain cakep, keren , rapi dan juga tajir, Joe berperangai baik dan peduli teman. Yang membuat guru-guru senang adalah kepintaran juga budi pekerti Joe. Tapi semua itu tidak membuat Joe sombong. Joe malah sangat ramah dan baik kepada semua orang termasuk pada pak amin, penjaga sekolah. Pokoknya Joe adalah sosok yang wah….geto loh….dan itu membuat Kiki merasa menjadi cewek paling beruntung yang mendapatkan cinta Joe.

Tapi sebenarnya banyak yang tidak setuju dengan hubungan mereka. Mereka sangat kasihan melihat Joe, karena mereka semua tahu sifat asli Kiki. Kebanyakan dari mereka adalah teman-teman Kiki di SLTP dulu dan juga beberapa dari mereka adalah tetangga Kiki. Tapi sayangnya mereka tidak ada yang berani utk mengungkapkan semua keburukan Kiki pada Joe. Satu orang lagi yang dibenci disekolah itu adalah Lian. Mereka menganggap Lian adalah sahabat yang jahat bai Joe.

“Koq tega ya si Lian menjerumuskan Joe? Joe kan sahabatnya dari kecil?” itu adalah salah satu bisik-bisik orang untuk Lian.

Lian dianggap penghianat karena mereka yakin Lian sendiri tau sifat asli Kiki, tapi masih saja mau menjadi mak comblang hubungan Joe dan Kiki. Tapi mereka semua tidak tahu akan satu rahasia yang terjadi pada Kiki dan Lian…

“Hai ki, thanks yah udah nolongin aku….kamu tau aja kalo aku tuh banyak banget kegiatannya hingga gak sempat buat PR fisika.” Ujar Joe pada Kiki dikantin. Semua mata memandang kearah mereka, dan beberapa yang duduk berdekatanpun mulai mencuri dengar pembicaraan mereka.

Kiki diam dengan kening berkerut.

“Maksud kamu??” agaknya Kiki tidak menangkap apa yang sedang dibicarakan oleh Joe.

“PR Fisikaku loh,,,tadi pagi Lian kasih ke aku,katanya kamu yang ngerjain tadi malam….”

“Oh….itu sih iya…..ya udahlah. Cuma itu aja yang bisa gw lakuin buat loe….gw kira tadi apa? Sampe segitunya….” Kiki langsung nangkap akhirnya.

“Ya….gw berterimakasih banyak ma elo, bukan gw gak bisa ngerjain PR Fisika itu, tapi gw ngantuk berat. Oh ya, ntar malam mau kan nemenin gw nonton?”

Mendengar pembicaraan mereka, yang lain pada melotot dan cekikikan dan langsung berbisik-bisik.

“Emberlah….masa sih dia ngerjain PR Fisikanya si Joe? Sedangkan PR bhs Indonesia yang mudah saja gak dikerjainya”

“Iya,,,sampe bu wati mengamuk tadi ya….”

“Gw yakin ada yang sesuatu yang licik didalam otaknya saat ini!”

*******************************************************************************

“Thanks wat malam yang indah ini Joe…gw seneng…banget. Loe ternyata cowok yang sangat romantis…” puji Kiki yang baru saja selesai nonton dan makan malam bersama Joe.

“Loe emang pantas mendapatkan semua itu sayang…karena loe adalah cewek yang sangat istimewa..” bisik Joe ditelinga Kiki yang membuat Kiki terasa melayang diudara.

Hari-hari berlalu, hubungan Kiki dan Joe semakin mesra saja. Dan Lian selalu ambil Joel dalam hubungan mereka ini. Karena tanpa sepengetahuan Joe, Lian sudah terlalu banyak berbohong demi hubungan mereka. Sebenarnya ada apa dengan Lian? Kenapa dia mau berbohong utk Kiki?

“Joe!jangan lupa ntar pulang sekolah ya…” ujar Lian saat berpapasan dengan Joe dipintu kantin.

“Aduh li…sorry banget deh…untuk hari ini kayaknya gw gak bisa latihan deh…badan gw lagi gak fit.”

“Gak fit atau udah janjian mo makan malam ama Kiki?”

“Koq loe sewot sih li?”

Lian hanya diam dan melanjutkan langkahnya kearah bang mamat penjual bakso. Setelah memesan 1 mangkuk bakso, Lian duduk dipojokan.

Mungkin Joe merasa tidak enak dengan sikap Lian,makanya dia tidak jadi kekelasnya dan malah berbalik kearah Lian dipojokan.

“Loe kenapa sih li?gak biasanya loe bersifat kayak gini ke gue…”

“Loe yang berubah an, gak biasanya loe berbohong ke gw dengan mengatakan loe lg gak enak badan padahal gak…”

“Gw gak bohong koq li…gw emang lg gak enak badan koq..”

“Kiki sendiri yang ngomong kalo kalian ada janji malam ini” ujar Lian dingin.

Joe terdiam. Lidahnya kelu.

“Ya udah, loe kekelas sana, tadi Kiki nyariin loe tuh…”

“Loe…gak marah kan sama gw li??”

“Gak…pergi sono..”

“Li…”

“Ya ampyun nih anak…gw gak papa koq latihan tanpa loe.”

“Oke deh kalo gitu…gw kekelas dulu yah..”

Seperti biasa, sebelum beranjak, Joe mengacak rambut pendek Lian.

Lian masih cemberut saat bang mamat menghantar bakso pesanannya.

“Ugghh!” Kiki terlihat sangat gondok saat menghampiri Lian di kantin.

“Napa sih loe?” Tanya Lian bete

“Busyet dah si Joe…masa dah janjian ama aku ntar malam mo dinner bareng, eh…taunya dia cancel begitu aja…siapa sih yang gondok??”

“Masa sih?” Lian terlihat sangat kaget mendengar penuturan Kiki.

“Iya…katanya dia sakit…huh! Lemah sekali sih dia!!?? Pake acara muntah-muntah segala tadi…”

Lian makin melotot menatap Kiki.

“Kenapa sih loe? Koq kayak mo nelan gw gitu?”

“Gak…gw heran aja…koq loe gak care yah ama cowok loe sendiri?”

“Butuh perhatian ya?? Huh!Manja amat sih?? Dah ah…gw mo maem…lapar neh..”

Lian segera berlari kearah kelasnya Joe. Tapi Lian tidak menemukan Joe disana.

“Ditoilet!” info seorang teman Joe.

Lian berdiri disamping pintu toilet cowok, tapi yang keluar malah orang laen…

“Hei li, ngapain loe disitu? Berubah jg loe akhirnya ya? Hahaha….” Canda seorang teman, dan Lian hanya cuek menanggapi cowok-cowok usil itu. Matanya terus memandang kearah pintu toilet.

Dan akhirnya Joe keluar jg dari dalam toilet. Lian langsung menghampiri Joe.

“Koq lama Joe? Aku dari tadi lho nungguin kamu…”

“Siapa yang suruh?”

“Emm..gak ada sih…aku cuma khawatir aja ama kamu…soalnya wajahmu pucat banget Joe…”

Joe masih aja diam.

“Loe sakit apa Joe?”

“Gw gak pa-pa koq…”

Joe segera mempercepat langkahnya dan akhirnya malah setengah berlari kearah kelasnya.

Lian termangu ditempatnya. Ada apa dengan Joe?

Alunan suara musik terdengar dari dalam ruangan tempat Lian cs latihan. Tiba-tiba suara alat-alat musik itu berhenti mengalun saat seseorang masuk kedalam ruangan. Kalo seandainya yang datang adalah sang pemilik tempat, mungkin mereka akan cuek dan akan tetap latihan. Tapi yang datang adalah Joe.

Masalahnya mereka heran. Dengar dari Lian, katanya Joe gak bisa latihan karena sakit, tapi koq sekarang malah Joe dah hadir didepan mereka.

Lian segera menghampiri Joe.

“Koq loe datang sih Joe? Loe kan sakit…”

“Siapa bilang gw sakit?”

“Dari tadi wajah loe pucat banget Joe…Tuh lihat…kayak mayat gitu…”

“Ya…mungkin bentar lagi jadi mayat…” gumam Joe aneh.

“Koq loe ngomong gitu sih Joe…” Lian terlihat sangat terpukul.

“Gw lebih memilih persahabatan daripada cinta li…”

“Maksud loe??”

“Gak usah nanya…suatu hari loe juga bakal tau…Ayo! Gw kemari mo latihan, bukan mo curhat…” Joe segera menarik tangan Lian kearah anak-anak band lain yang terus memandangi mereka sedari tadi.

Dan latihan pun berlangsung seperti biasanya. Meskipun sebenarnya Lian sangat tidak konsentarasi, terlihat dari seringnya Lian melakukan kesalahan memainkan bass kesayangannya.

“Gw duluan ya li…” anak-anak pada berpamitan tuk pulang kerumah masing-masing. Sedang Lian masih duduk dihalaman tempat latihan sambil menatap bintang dilangit.

“Ada apa sih diantara elo dan Joe?” Tanya Andi yang duduk disamping Lian.

Lian mengerenyitkan alisnya.

“Maksud loe?”

“Ya…gw mencium ada yang gak beres aja antara kalian berdua..pertama-pertama loe bilang Joe gak bisa latihan malam ini berhubung doi lagi gak enak badan, tapi ternyata dia datang kan?”

“Lho?? Koq heran? Bukannya malah bagus?? Berarti rasa setia kawannya patut diacungi jempol dong…” jawab Lian santai.

“Trus kenapa kalian sempat berbisik-bisik tadi? Dan terus kenapa loe tadi gak konsen pas latihan?”

“Lho?? Gimana sih loe? Please deh ah…yang gak nyambung tuh gak usah disambung-sambungin deh…bete tau…gw dan Joe biasa-biasa aja…gak ada apa-apa diantara kami.” Jawab Lian ketus.

“Gw dah kenal loe lama li…sedikit banyaknya gw tau banget sifat loe…gw yakin loe sedang memikirkan sesuatu dan sesuatu itu jelas sedang mengganggu pikiran loe saat ini.”

Lian terdiam.

“Benerkan?” pancing Andi.

“Gak..gak ada koq an…” geleng Lian.

“Kalo gak, kenapa Joe tadi mengundurkan diri?”

Lian kaget benar mendengar keterangan dari Andi. Matanya terbuka lebar.

“Iya…ternyata malam ini adalah malam terakhirnya wat latihan bersama kita…”

“Oh my God..” Lian geleng-geleng kepala seperti tak percaya atas apa yang diungkapkan Andi. Matanya mulai berkaca-kaca. Andi meraih kepala Lian dan meletakkannya di bahunya yang kekar.

“Menangislah sepuasmu Lian..” bisik Andi lembut ditelinga Lian sambil membelai rambut sahabat kecilnya itu.

“Thanks an…” bisik Lian disela tangisnya yang tak bisa ditahannya lagi.

“Seandainya loe mau cerita ke gw…mungkin gw bisa Bantu “ Andi seperti sedang berbicara sendiri.

Dan setelah tangisnya reda, akhirnya Lian menceritakan semua isi hatinya pada Andi. Apa yang dirasakannya dan apa yang terjadi padanya, Joe dan Kiki.

Andi mengangguk-angguk tanda mengerti dan dia mulai memberikan saran-saran positif kepada Lian dan ini membuat gadis manis ini akhirnya bisa tersenyum menatap indahnya langit malam ini.

Tiba-tiba Joe muncul dihadapan mereka. Melihat kemesraan Lian dan Andi, Joe jadi gugup.

“Emm..maaf..gw cemas aja tadi…soalnya gw nungguin Lian di parkiran, tapi koq gak muncul-muncul. Takutnya Lian kenapa-kenapa makanya gw balik kesini. Ternyata loe baek-baek aja kan li?? Sorry gw ganggu ya …gw cabut dulu.” Joe langsung setengah berlari kearah parkiran.

Lian dan Andi cuma bengong aja.

“Hari ini cuaca lumayan cerah, gak kayak kemarin-kemarin…ujan…melulu…” ujar Lian ditelepon.

“Iya nih…asyik wat mancing ya li…”

“Good idea friend..!”

“Ntar pulangnya kita langsung ke mall yah…loe mau kan nemenin gw beli komik?”

“Oke deh kalo gitu….”

Saat ini hari-hari Lian selalu diisi oleh kehadiran Andi disisinya. Dan Andi merasa sangat bahagia. Tidak seperti dulu saat Joe dan Kiki belum jadian. Lian dan Joe kemana-kemana pasti berdua. Andi hanya punya kesempatan bermain dengan Lian, jika Joe sedang ikut orang tuanya keluar kota. Tapi kini mereka bisa bersama disetiap waktu.

Beda dengan Lian, meskipun Andi selalu bersikap baik padanya, namun disetiap geraknya, yang diingatnya hanyalah ucapan Joe saat ditempat latihan band.

“Gw lebih memilih persahabatan daripada cinta li…” ucapan Joe selalu terngiang-ngiang ditelinga Lian.

“Seandainya Joe lebih memilih gw…kenapa dia hrs mengundurkan diri dari group band kami? Joe juga selalu menghindar dari gw, sepertinya gw ini adalah virus yang sangat berbahaya yang gak boleh dekat-dekat dengan dirinya…ahh!! bener-bener bingung…Apa sih salah gw hingga Joe berubah drastis seperti itu? Mungkinkah Kiki yang menyuruh Joe agar mengundurkan diri ??” ujar Lian dalam hati.

“Ahh…kenapa aku pusing-pusing mikirin Joe? Toh ada Andi yang selalu menemaniku…” batin Lian.





“Tapi ma…”

“Gak ada tapi-tapian Lian…Papa gak suka kalo kamu bantah..”

“Oke ma…” jawab Lian lesu ditelepon.

Lian hanya bisa termangu mendengar ucapan mamanya ditelepon.

2 hari kemudian, Joe dan Andi janjian utk bertemudisebuah cafe. Andi ingin menyampaikan suatu hal penting kepada Joe.

“Ah…rasanya sulit untuk percaya atas apa yang kamu katakan…” Joe geleng-geleng kepala menatap Andi.

“Yah…mengenai Kiki…aku sudah lama tau sifat aslinya itu dan semua kebohongan-kebohongan mereka. Aku bener-bener gak nyangka kalo Lian tega menjerumuskan aku. Lian itu kan sahabatku dari kecil an..”

“Karena itulah mestinya kamu udah tau dari dulu apa yang terjadi pada Lian Joe...”

“Oke…jika benar Lian mencintaiku…mengapa dia malah nyomblangi aku dengan Kiki?padahal hal itu membuatku jauh darinya…”

“Lian bahagia jika kamu bahagia Joe?”

“Trus bagaimana dengan kamu an? “

“Aku tidak ada hubungannya dengan urusan kalian ini…”

“Sekarang…sebelum terlambat…baiknya kamu menyusul Lian dibandara…”

“Bandara?Lian dibandara?a…apa maksud kamu an?”

“Ya…hari ini Lian berangkat ke idaho, Lian akan melanjutkan pendidikannya disana. Orang tuanya memaksa…”

“Ke..kenapa kamu gak bilang dari tadi??”

“Mungkin kalo aku gak ceritain semuanya tadi, kamu gak akan mau melihat Lian tuk terakhir kalinya…”

Setelah mengucapkan terimakasih, Joe langsung menyetir mobilnya kearah bandara dengan kecepatan tinggi. Berulang kali mobilnya nyaris tergelincir dan berapa kali pula Joe harus menginjak rem dalam-dalam ketika mobilnya nyaris menabrak kendaraan didepannya. Tak ayal lagi klakson panjang bersahutan dijalan raya sore ini.

“Lian…tunggu aku…” hanya itu yang terdengar dari bibir Joe.

Akhirnya Joe sampai dibandara dan dia segera berlari mencari Lian. Jantungnya berdegup kencang. Jelas sekali Joe sedang cemas.

Joe berdiri cemas diruang tunggu. Bibirnya bergetar. Nafasnya masih tersengal-sengal saat matanya menemukan sosok Lian diujung sana. Joe segera berlari mengejar Lian.

“Lian.!!!” Panggilnya keras.

Sosok yang ternyata memang Lian menoleh kaget kearah Joe yang sedang berlari menghampirinya.

“Joe…” gumam Lian.

“Loe jahat Lian….kenapa loe gak pamit ama gw??”

Lian hanya diam menunduk.

“Gw gak rela melepaskan loe li..” Ucap Joe lirih.

“Joe..”panggil Lian.

“Siapa yang akan melemparkan handuk kecil kalo aku berkeringat pas jogging pagi-pagi? siapa yang buatin gw susu hangat abis jogging?? Gak…gak…gw gak akan jogging lagi tuk selamanya, karena gw gak punya teman lagi wat jogging pagi-pagi…teman gw dah pergi jauh…”

“Joe…jangan ngomong gitu…” mata Lian pun mulai berlinang.

“Siapa yang ingetin gw shalat Jum’at li??”

“Joe…maafkan gw…Mintalah Kiki utk menggantikan posisi gw…”

“Lian…wanita itu tidak pantas menggantikan posisi loe disisi gw…gw dah tau kebusukan-kebusukannya yang dia simpan juga tentang kebohongan-kebohongan yang sengaja loe ciptakan…seseorang telah menceritakan semuanya, dan elo gak perlu tau siapa orang itu…yang penting please stay here with me…”

“Joe…dengar…gw rasa gw gak ada gunanya bagi loe…gw rasakan kalo persahabatan kita udah retak akhir-retak ini..”

“Yah…karena gw lebih memilih cinta daripada persahabatan..”

“Loe bohong Joe…dulu ditempat latihan loe bilang kalo loe lebih memilih persahabatan daripada cinta…tapi sekarang…ahh…buat apa loe susul gw kesini kalo loe hanya ingin membuat gw sedih Joe?”

“Ya…dulu gw lebih memilih persahabatan daripada cinta, makanya gw lebih memilih latihan bersama elo malam itu ketimbang makan malam bersama Kiki. Meskipun malam itu gw sebenarnya emang lg sakit.”

“Tapi kenapa sekarang mengapa malah kebalikannya Joe?”

“Karena gw dah sadar betapa berartinya seorang Lian dalam hidup gw. Karena gw gak sanggup hanya jadi sahabat loe li…gw lebih memilih menciptakan cinta baru daripada harus menambal persahabatan yang sudah retak…”

“Joe…”

“Lian…I love u …kamu mau kan jadi pacarku?”

Lian kaget bukan main. Dia gak menyangka kalo ternyata Joe menginginkan hubungan yang lain selain berteman dengannya. Ahh….Joe mencintainya…

“Kamu…gak bercanda kan Joe??”

Lian dan Joe kini gak ber gue-elo lagi, suasana tiba-tiba berubah menjadi sangat romantis dan mengharukan.

“Aku gak pernah bercanda dalam suasana serius Lian…please…terimalah aku…”

Lian menangkap satu sosok dibelakang Joe.

“Aku tau siapa yang membocorkan semuanya padamu Joe..”

Joe menatap Lian dan mengikuri arah Lian memandang. Andi telah hadir dibandara dengan senyum manis kearah Lian seraya mengangguk penuh arti.

“So…kamu mau kan jadi pacarku dan tetap tinggal disini bersamaku??” Tanya Joe.

Lian menggeleng pelan, Joe terlihat sangat shock karena tidak menyangka akan ditolak oleh Lian.

“Joe…”

“Oke…aku tau…kamu menolak aku karena Andi kan??”

Lian menggeleng.

“Aku tidak menolakmu Joe…sesungguhnya akupun memiliki perasaan yang sama denganmu. Tapi…aku gak bisa tinggal disini utk sementara. Nanti kalau kuliahku selesai, aku janji akan kembali untukmu Joe…hanya untukmu…”

“Yah…aku pun turut menjaminnya…”sahut Andi yang sudah tiba didekat mereka.

“Meskipun aku sedih akan berpisah denganmu li, tapi hatiku juga bahagia karena akhirnya aku memiliki cintamu..sekian lama sudah kunantikan..Aku akan menantimu li…selalu..”

Kecupan pertama dan yang terakhir begitu nyaman terasa dikening Lian. Tak terasa, air matanya mengalir deras. Tubuhnya berguncang didalam dekapan hangat Joe.

********************************************************************************
“Joe bangun…”

Joe terbangun dari tidurnya dan mendapatkan sosok Lian dihadapannya.

“Lian……..!!” Joe teriak kegirangan melihat kekasihnya tlah hadir disisinya.

“Sssssstt…jangan keras-keras…nanti papa mamamu akan mendengar kita dan aku akan mendapat masalah karena mencuri masuk lewat jendelamu tadi…hihihi…”

“Masa sih?? Kenapa gak dari pintu aja?”

“Habis gak ada yang mendengarkanku tadi…”

“Oh ya??”

Lian mengangguk.

“Lho? Ini kan belum waktunya kamu pulang li…”

“Iya…aku hanya kangen saja…aku ingin dipeluk kamu Joe…”

Joe langsung memeluk kekasih hatinya yang telah lama dirindukannya itu.

“Aku juga merindukanmu Lian..”bisik Joe mesra.

“Hangat sekali Joe…”

“Kenapa tubuhmu dingin sekali li?”

“Yah…aku sangat kedinginan ditempatku Joe..dan sekarang aku benar-benar merasa hangat dalam pelukanmu Joe.Aku ingin selamanya seperti ini…”

“Lian..kamu boleh koq selamanya begini. Aku gak keberatan setiap hari memelukmu begini. Tentunya saat kita sudah menikah nanti.”

“Menikah?aku senang sekali mendengarnya Joe…” Lian terharu, bulir-bulir bening mengalir dipipinya.

“Mengapa kamu menangis Lian?”

“Karena aku sangat bahagia dan kebahagiaan itu tidak bisa kurasakan Joe…karena aku harus pergi sekarang..”

“Begitu cepatkah??”

“Yah….waktuku terbatas. Aku datang hanya utk pamit padamu Joe. Aku takut kamu marah utk kedua kalinya karena aku pergi tanpa permisi padamu. Take care your self Joe…I’ll always love you..” bisik Lian.

Entah apa yang membuat Joe tiba-tiba memiliki satu firasat aneh. Bulu kuduknya merinding.

“Rasanya aku koq gak rela banget melepaskan mu li?”

“Tapi aku harus pergi Joe..”

“Oke…tapi berjanjilah untuk menjaga dirimu demi aku ya…”

“Pakailah jaket ini, tubuhmu dingin sekali dan juga wajahmu terlihat pucat Lian…Aku sangat mengkhawatirkanmu sayang…”

“Aku akan baik-baik saja..”

Joe sedang memeluk erat tubuh Lian saat terdengar pintu kamarnya diketuk mamanya.

“Joe…Joe bangun…” panggil mama Joe.

Joe dan Lian kaget.

“Aku harus segera pergi Joe…Aku mencintaimu…”

Sebelum melangkah kearah jendela, Lian mengecup lembut pipi Joe dengan air mata yang terus mengalir. Setelah melambai sesaat kearah Lian yang sudah berada dihalaman, Joe segera membuka pintu kamarnya.

“Ada apa ma?koq malam-malam gini mama ketuk pintu Joe sih?”

“Mama mau menyampaikan berita…”

“Berita apa ma??”

“Berita dari idaho…”

“Ya kenapa ma?”

“Lian….Lian telah pergi untuk selamanya Joe…”

“Maksud mama apa sih??”

“Bus yang ditumpangi Lian menuju kampusnya tadi siang mengalami kecelakaan. Seluruh penumpang gak ada yang selamat…termasuk Lian…Joe tabahkan hatimu ya sayang…” mama segera memeluk Joe.

Joe bengong.

“Lian…gak mungkin ma…Lian baru saja dari sini ma…saat mama mengetuk pintu kamar, Lian masih disini. Tadi Lian menjenguk Joe disini, katanya dia kangen dan harus buru-buru pergi karena…” Joe berusaha menjelaskan.

“Lian datang untuk pamit padamu Joe…’ jelas mama.

Joe terdiam. Otaknya mencoba utk mencerna kata-kata mamanya.

“Tidakkkk!!! Lian!!!” Joe berteriak histeris.

********************************************************************************

Tanah merah itu masih basah saat Lian datang menghampiri Joe yang sedang terisak didepan batu nisan. Lian menyentuh bahu Joe dan mendekap Joe dari belakang, tapi Joe tidak merasakan sentuhan itu dipundak, melainkah dihatinya…

“Terimakasih udah pamit Lian…”

“Aku akan selalu mencintaimu, aku memiliki dirimu dihatiku…” ujar Joe sambil mencium batu nisan yang masih baru itu.

Kamis, 12 Agustus 2010

Ngantuk

Hari ini puasa hari kedua. Alhamdulillah masih semangat dan tetap segar. Tapi...udah mulai merasakan ngantuk nih...
Biar gk ngantuk, aku cari kesibukan.
Ya...belajar buat blog mungkin adalah pilihan terbaik.

Kalau teman-teman lihat ada yang salah dari blog saya, mohon dikomentari dan dikasih masukan ya...

Terimakasih.